Antara Dunia Nyata dan Dunia Pendidikan
Idealnya,
pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang. Secara logika
sederhanapun, masyarakat terdidik seharusnya memiliki kesempatan hidup yang
lebih cerah untuk masa depannya. Namun, apa yang terjadi sekarang? Di libya
sana, berdasar penelitian Carnegie Moyen Orient, jumlah penganggur terbesar
adalah para anak muda bergelar sarjana. Secara statistik, dari 13,3 persen
populasi, 21,1 persen merupakan anak muda lulusan perguruan tinggi yang tak
memiliki pekerjaan.
Dari sini,
jelaslah bahwa dunia kerja (real life) memiliki sebuah perbedaan dengan dunia
pendidikan kita yang tentunya dalam masa peralihan itu, kita membutuhkan
adaptasi cerdas sehingga dapat memanfaatkan pendidikan yang telah kita kenyam
menjadi modal besar untuk hidup kita kedepannya. Dalam kuliah umum di ITB
beberapa hari lalu, direktur utama bank mandiri, Zulkifli Zaini, mengungkapkan
beberapa perbedaan antara dunia nyata dengan dunia pendidikan, diantaranya:
1. -Masalah (problem)
Dalam dunia
pendidikan, masalah2 yang kita hadapi ada masalah yang dapat terdifinisi dengan
baik inti dari masalah tersebut (problem: well defined). Sehingga kita dapat
mencari jawaban pasti dari masalah-masalah yang ada. Namun, dalam dunia nyata
(real life), masalah2 yang akan kita hadapi adalah masalah baru yang sangat
kompleks sehingga sangat sulit mencari inti dari masalah tersebut.
Sebagai
contoh dalam dunia pendidikan, jika sedang menghadapi ujian, soal-soal yang
diberikan pengajar kita pasti(atau anggaplah seperti itu) memiliki jawaban yang
sudah ditentukan, tapi dalam dunia nyata, masalah banjir saja sangat sulit
dicari inti masalahny,a sehingga tidak dapat dibuat sebuah solusi solutifnya.
2. -Informasi
Yang dimaksud
informasi disini adalah banyaknya data yang kita dapatkan untuk membuat
sesuatu. Dalam dunia pendidikan, data2 yang disajikan hanyalah data sesuai
kebutuhan kita. Namun, dalam dunia nyata, sebuah informasi yang ada bisa jadi
terlalu banyak(information overflow) untuk bisa kita olah ataupun terlalu
sedikit untuk bisa kita analisa. Sehingga, dalam menganalisis sebuah informasi
dalam dunia nyata diri, kita butuh kecakapan lebih untuk dapat menyortir
variabel-variabel yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. - Faktor manusia (human factor)
Salah satu
perbedaan yang signifikan antara dunia pendidikan dengan dunia nyata adalah
faktor manusia, dimana ketika kita ada suatu masalah baru, masalah itu tidak
akan berubah karena sikap salah seorang teman kita. Sebagai contoh: nilai
ulangan kita tidak akan berubah hanya karena teman kita mendapatkan nilai 0
sekalipun. Artinya, setiap hasil yang kita dapatkan sesuai dengan apa yang kita
kerjakan. Hal ini sangat berbeda dengan dunia nyata dimana human factor merupakan
critical issue(masalah penting) yang harus diperhitungkan dalam dunia nyata.
Itulah kira2
perbedaan antara dunia pendidikan -yang sedang saya alami sekarang- dengan
tantangan di dunia nyata yang jauh lebih besar. Mungkin, jika seorang amatir
ini boleh memberikan solusi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para
pelajar sekarang ini, diantaranya:
4. - Mulailah berorganisasi
Organisasi
menjadi wadah penting bagi seorang pelajar untuk bisa survive dalam kehidupan
nyata. Banyak yang bisa kita dapatkan dari organisasi, salah satunya adalah
dapat memahami karakter setiap orang dan dapat melatih kemampuan kita dalam
memecahkan masalah(problem solving).
5. -Buatlah jaringan
Sudah kita
pahami bersama bahwa link/jaringan merupakan potensi besar seorang masyarakat
sipil terpelajar. Ada anekdot berbunyi “Tidak pernah ada superman, yang ada adalah
super team” artinya, setiap kita pasti membutuhkan orang lain dan dengan
membuat jaringan, maka kita sudah memenuhi kebutuhan sebelum masalah “kebutuhan
akan orang lain” itu datang.
6. -Bangun integritas
Ya, mungkin
hal inilah yang mayoritas hilang dari generasi bangsa kita. Sebesar apapun
jabatan yang kita miliki, sehebat apapun kemampuan kita, tetap integritas
menjadi poin utama bagi seorang manusia. Bagaimana bisa kita bicara integritas
sedang pelajar kita adalah seorang plagiator, seorang penganut anarkisme,
seorang penggila asmara.
Integritas
adalah masalah konsistensi, kejujuran, kewibawaan yang dapat menentukan
keberhasilan kita. Seorang pepatah barat mengatakan “Ilmu hanyalah alat, yang
menentukan adalah tabiat”. Oleh karena itu, watak kita akan sangat menentukan
seberapa besar ilmu yang kita pelajari dalam dunia pendidikan memiliki daya
guna dalam dunia nyata kita.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:
Posting Komentar