Bergaul yang baik adalah pergaulan dari hati dengan penuh
keihlasan. Pergaulan dengan penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang
bernilai rendah tidak akan pernah ‘langgeng’ dan cenderung akan menimbulkan
masalah. Bergaul dengan hati akan membuat kita tentram dan nyaman. Kita tidak
akan dihantui dengan perasaan tidak enak dan tidak ada rasa takut kehilangan.
Apalagi kita bergaul dengan orang yang sering menyakiti
hati, baik secara lisan maupun sikap/perbuatan. Niscaya kita tidak akan pernah
tenang dan senang berdekatan dengan orang tersebut. Bahkan nantinya kita
cenderung menghindari mereka. Hal ini juga berlaku bagi kita, jika kita
dianggap merugikan sehingga sejak awal pun orang akan menghindari diri kita.
Tata Krama Dalam Bergaul
Dalam bergaul ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar
kita tetap rileks dan tidak salah tingkah, berikut ini beberapa cara yang dapat
kita lakukan:
1. Memulai Pembicaraan dengan Hal hal yang Sudah Pasti
Sering terlintas dalam pikiran kita,bila kita sedang
berbicara denga kenalan baru (Jangan-jangan dikira sok kenal dan sok dekat)
kita bisa memulai pembicaraan dengan menanyakan
alamatnya.pekerjaannya,hobinya,atau hal lain yang sudah pasti.Tetapi kita jangan
kecewa bila kawan baru kita hanya menjawab "ya" dan "tidak"
bahkan hanya diam saja.Anggap saja belum saatnya kita dapat berkenalan.hindari
fikiran yang negatif dan cobalah pada kesempatan lain.
2. Jangan Pernah Mengkritik Diri Sendiri
Ketakutan akan dinilai lawan bicara adalah hambatan yang
terbesar untuk berbicara dengan orang lain. Dalam Psikologi dikenal dengan
istilah " Self Criticism "(Kritik Diri). Ketakutan di atas merupakan
wujud dari kritik diri yang berlebihan. Agar kita bisa dapat berhasil bergaul
dengan kawan baru maka kita harus mampu mengendalikan kritik diri.
3. Jangan Mudah Memuji
Jangan sekaligus memberi kritikan sambil memuji seseorang
misalnya kita bertemu sahabat pena, lalu kita katakan " Oh ternyata anda
lebih cantik dari anda dulu ". Bisa saja dia menganggap bahwa dulu dia
tidak pernah kelihatan cantik.
4. Jangan Membicarakan Diri Sendiri
Kita akan dinilai ramah bila kita memberi kesempatan
kepada orang lain untuk berbicara. Berikan pertanyaan-pertanyaan singakat agar
dia terpancing untuk bercerta,hingga kita menemukan topik yang menarik dan
disukai teman baru kita. Tapi jangan sampai terkesan kita sedang melakukan
interogasi,karena bisa saja suasana akan menjadi rusak.
5. Bahasa Tubuh yang Ramah
Sikap tubuh yang menimbulkan penerimaan dengan senyuman
dan keterbukaan akan menarik perhatian kawan baru kita. Sebab dengan muka masam
dan tangan yang dilipat akan mengurungkan niat teman baru kita untuk berbicara
dengan kita.
6. Hindari Perdebatan
Hindari pembicaraan yang dapat memancing perdebatan dan
tidak mengenakkan pada lawan bicara kita. Apalagi pembicaraan yang mengandung
perbedaan Sara. Alangkah baiknya bila membicarakan hal- hal yang netral dan
ringan-ringan saja.
7. Jadilah Pendengar yang Baik
Bila kita tidak tahu apa yang harus kita
bicarakan,dengarkan saja lawan bicara kita. Berilah tanggapan dengan
komentar-komentar yang segar, sehingga lawan bicara kita merasa dihargai dan
dihormati pembicaraannya.
8. Sense of Humor
Dengan rasa humor yang tinggi,suasana akan menjadi hangat
dan menambah keakraban kita. Kita akan menjadi pribadi yang menarik dengan
humor-humor ringan dan disukai lawan bicara kita. Asal tidak menyinggung
perasaan dan kita tidak menjadi obyek yang ditertawakan terlebih sampai
menyinggung perasaan orang lain.
9. Membagi Perhatian dengan Adil
Bila pada saat yang sama kita menjumpai beberapa kawan
baru sekaligus,bagilah pembicaraan di tengah-tengah mereka dengan melibatkan
berbagai topik. Jangan sampai pembicaraan kita hanya terpusat pada satu orang.
Sebab alangkah menyebalkan bila kita diabaikan orang lain.
10. Seni Mengelak
Bila kita merasa kawan baru kita adalah lawan bicara yang
membosankan (hanya berbicara tentang bengkelnya atau hobinya dengan
pertandingan tinju,maka saat dia sedang mencari-cari bahan pembicaraan
selanjutnya kita bisa berdalih,"maaf saya ada keperluan sebentar"atau
alasan lain. Jangan sampai dia tahu bahwa kita menghindarinya.
Dampak Positif Pergaulan
Pergaulan dapat berdampak positif apabila kita bias
memilih teman bergaul yang baik contohnya karena melalui pergaulan ini, remaja
dapat mempelajari berbagai hal, dari mulai cara berkomunikasi, cara
menghormati, cara mengendalikan diri untuk berada di tengah-tengah masyarakat.
dengan pergaulan juga, remaja dapat berani berbicara di
depan umum dan contohnya sangat banyak murid yang pintar berbicara di sekolah.
jika kamu melihat remaja yang sedikit bergaul dan hanya
bergaul dengan orang yang sama, kamu akan melihat remaja yang selalu minder,
selalu duduk di samping sudut kelas, dan tidak pandai berbicara sehingga orang
menganggapnya "Geek" atau "Nerd"
tapi selain itu yang berbeda agama pun bisa saling
membutuhkan tanpa rasa curiga atau membebani karena remaja tersebut berbeda
agama dan ajaran.
Dengan pergaulan bebas pun si remaja dapat mencurahkan
hatinya jika si remaja mempunyai masalah di keluarga, sekolah, atau hidup.
pergaulan dapat menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi,
dan dengan kepercayaan tersebut, si remaja akan sukses dalam segala bidang yang
membutuhkan percakapan yang baik dan benar.
Dampak Negatif Pergaulan
pergaulan dapat berdampak negatif juga. Seperti, karena
bergaul terlalu bebas dan melampaui batas dia bergaul dengan orang-orang yang
kurang mematuhi norma-norma dan adat atau yang menyimpang dari norma-norma dan
adat istiadat. Bahkan para remaja sekarang bisa melakukan perbuatan kriminal
apapun dan menjadi anak berandalan.
Di era Globalisasi ini segala cara dapat dilakukan untuk
melakukan penyimpangan norma-norma. Seperti VCD, handphone, televisi, DVD, dan
lain lain, semua itu termasuk media untuk melakukan penyimpangan norma-norma
yang berlaku. Contoh penyimpangan pornografi, kekerasan, dan lain lain.
Walaupun sekarang sudah ada RUU tentang pornografi dan pornoaksi, tetapi tetap
saja banyak yang melakukan penyimpangan tersebut.
dampak-dampak negatif tersebut adalah resiko dari mereka
yang tidak terdidik baik oleh orangtua maupun lingkungan. karena mungkin
sebagian mereka bisa mengambil pengetahuan dari media-media juga. Yang kita
tahu pasti semua remaja pasti ingin mengetahui apa yang dilakukan orang dewasa.
Dan juga di sekolahan tentunya kita diberi "Sex Education".
perbuatan kriminal dan anak berandalan itu hanyalah
cerminan dari didikan orangtuanya masing-masing. Jika memang didikannya benar,
si remaja pun akan berperilaku sebaik orangtua mereka, dan sebaliknya.
jangankan dari Globalisasi, dari game pun untuk para
"nerd" atau "geek" juga diberikan permainan yang penuh
kekerasan dan kekejaman "violence". karena dampak buruk bisa saja
dari mana-mana.