Pengertian Anak Luar Biasa

Ada tiga pengertian tentang anak luar biasa yang sering membingunkan yaitu;
a)      pengertian tentang anak cacat atau anak yang menyandang ketuna-an
b)      pengertian tentang anak luar biasa atau anak berkelainan
c)      pengertian anak berkebutuhan khusus.
Kerancuan untuk membedakan ketiga pengertian tersebut timbul karena yang diamati oleh masyarakat pada umumnya, adalah penyelenggaraan pendidikan luar biasa berlangsung di Sekolah Luar Biasa (SLB) dan anak-anak yang berada di sekolah semacam itu umumnya adalah anak cacat atau anak yang menyandang ketunaan. Anak berkelainan atau anak yang berkebutuhan khusus memiliki arti,        di dalam yang mencakup anak cacat atau anak penyandaan ketunaan yang memerlukan pelayanan khusus.
Ditinjau dari sudut statistic, yang dimaksud dengan anak luar biasa ialah mereka yang menyimpan dari kriteria normal atau rata-rata. Criteria normal atau rata-rata umumnya mencakup 68,26% atau dibulatkan menjadi 68 % dari populasi sedangkan penyimpanan ke bawah dan ke atas masing-masing mencakup 15,865 % atau dibulatkan menjadi 16%. Penyimpanan dapat mencakup ketajaman sensomotorik, seperti penglihatan, pendengaran, kapasitas intelektual kondisi, kematangan emosional, perilaku dan sebagainya. Jadi secara statistic yang dimaksud dengan anak luar biasa atau anak berkelainan ialah anak yang menyimpan dari kriteria normal atau rata-rata, baik penyimpangan ke atas maupun ke bawah. Sedangkan anak penyandaan ketunaan atau cacat adalah yang menyimpan ke bawah dari criteria normal

 Klasifikasi Anak Luar Biasa
Klasifikasi anak luar biasa hendaknya memperhatikan memperhatikan pemberian cap atau label negative terhadap anak luar biasa, terutama yang tergolong anak ketunaan. Pemberian lebel negative terhadap anak luar biasa dapat berakibat negative pula bagi perkembangan kepribadian anak luar biasa yang bersangkutan. Untuk keperluan pembelajaran Kirk dan Gallager (1979) mengklasifikasikan anak luar biasa kedalam lima kelompok, yaitu;
a)  Kelainan mental, meliputi anak-anak yang memiliki kapasitas intelektual luar biasa tinggi dan yang lamban dalam belajar
b)     Kelainan sensorik, meliputi anak yang kelainan pendengaran dan kerusakan penglihatan .
c)  Gangguan komunikasi, meliputi anak–anak yang kesulitan belajar dan gangguan dalam bicara dan bahasa.
d)     Gangguan perilaku, meliputi gangguan emosional dan ketidaksesuaian perilaku social atau tuna laras.
e)  Tuna ganda atau cacat berat, meliputi macam-macam kombinasi kecacatan seperti cerebral palsy dengan tunagrahita, tuna netra dengan tunagrahita dan sebagainya.

Mengenal Anak luar Biasa
Perubahan istilah dari anak cacat, anak luar biasa/berkelainan menjadi anak berkebutuhan khusus sesungguhnya merupakan perubahan cukup mendasar. Bertolak dari pengertian anak luar biasa, pendidikan luar biasa ditegakkan. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan mendasar tentang pemahaman pendidikan luar biasa atau ortopedagogik diperlukan pemahaman tentang pengertian anak luar biasa dan klasifikasinya.

Konsep Dasar Ortopedagogik
1. Pengertian Dan Jenis Ortopedagogik
            Ortopedagogik berasal dari bahasa Yunani Arios artinya lurus, baik, sembuh, atau normal. Paedos artinya anak dan Agogos artinya pendidikan, pimpinan atau bimbingan. Ortopedagogik adalah ilmu pendidikan bagi anak luar biasa. Ortopedagogik sering dibagi menjadi dua macam yaitu ortopedagogik umum dan ortopedagogik khusus.
2. Ortopedagogik Sebagai Aplikasi Teori-Teori Ilmu Lain
            Dengan perkembangan ilmu yang berkenaan dengan sebab-sebab suatu penyakit dan ilmu tentang gejala-gejala suatu penyakit dalam ilmu kedokteran, terutama ilmu kedokteran jiwa, dan ilmu syaraf para dokter menemukan adanya penyakit yang disebabkan oleh kesalahan atau kekeliruan dalam pelaksanaan pendidikan.
3. Ortopedagogik Sebagai Pedagogic
            Masalah pendidikan yang sering dihadapi dokter dan psikolog dalam melaksanakan tugas profesionalnya disebabkan karena kondisi kesehatan manusia sering berkaitan dengan pendidikan yang diperoleh sebelumnya sehingga diperlukan teknik penyembuhan yang bersifat mendidik.
4. Ortopedagogik Sebagai Disiplin Ilmu Yang Otonom
            Perkembangan yang sangat pesat dalam ilmu pendidikan disebabkan oleh adanya kecendrungan dari para ilmuan untuk melakukan spesialisasi telaah keahliannya agar diperoleh tingkat analisis yang lebih tajam dan lebih seksama. Kecendrungan semacam itu juga melanda para ilmuan dalam bidang pendidikan bagi anak luar biasa untuk menjadikan ortopedagogik sebagai disiplinilmu yang otonom.
5. Ilmu-Ilmu Penunjang Ertapedagogik
            Ilmu penunjang ortopeagogik adalah disiplin ilmu yang memungkinkan untuk menjalin kerja sama multi disipliner dengan ortopedagogik dalam memecahkan masalah pendidikan anak luar biasa. Berbagai disiplin ilmu yang sering terlibat dalam kerjasama multidisipliner untuk memecahkan masalah pendidikan anak luar biasa adalah ilmu kedokteran (neorologi, psikiatri, pediatri), biologi (anatomi, genetika), psikologi dan sosiologi. Ilmu ini yang sering terlibat dalam pendekatan multi disipliner tersebut sering disebut juga ilmu bantu atau ilmu penunjang ortopedagogik.

Landasan Dan Perkembangan Pendidikan Anak Luar Biasa
1. landasan
kelas regular dengan pengelompokan (Cluster) anak berbakat
kelas regular dengan penguasaan anak berbakat keluar kelas untuk mengikuti diskusi atau seminar tentang bidang studi yang diamati (pullout)
-      kelas regular dengan cluster dan pullout
-      kelas yang diindividualkan
-      kelas yang diindividualkan dengan cluster
-      kelas yang diindividualkan dengan cluster dan pullout
-      kelas khusus dengan beberapa pengintegrasian
-      kelas khusus dan
-      sekolah khusus
Strategi pendidikan apapun yang diambil hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)  Meskipun ada pengolompokan berdasarkan atas kemampuan atau kondisi kelainan, tiap anak memiliki karakteristik individual dan karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan karakteristik individual tersebut.
b)       Hendaknya dihindari adanya pemisahan penuh antara anak-anak berkelainan dengan anak normal.
c)       Diperlukan seleksi guru yang tepat bagi anak-anak berkelainan.

d)    Pendidikan hendaknya mendorong pertumbuhan dan pekembangan semua potensi anak secara utuh, bukan hanya intelektual tetapi juga fisik, emosi dan intuisi. 


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar